Belt Sistem Conveyor Tambang

Belt Sistem Conveyor Tambang adalah jenis alat transportasi yang fungsinya sebagai pengangkut material baik horizontal ataupun secara vertical dan digerakkan oleh motor penggerak atau driver. Conveyor merupakan pesawat pengangkut yang digunakan untuk memindahkan muatan dalam bentuk satuan atau curah dari suatu sistem operasi yang satu ke system operasi yang lain dalam suatu line proses produksi yang menggunakan belt sebagai penghantar muatannya. Setiap bulk material handling/ conveyor terdiri dari 6 bagian.

Berikut bagian-bagian dari belt conveyor:

  1. Belt.
    Belt ini sebagai alas material yang diangkut. Jadi permukaan belt tersebut yan nantinya ditempati material tersebut.
  2. Pulley.
    Sebagai penahan atau penyangga belt dan juga menjaga kerapatan pada conveyor
  3. Drive unit.
    Tenaga gerak dipindahkan ke belt karena adanya gesekan antara belt dengan drive pulley, hal tersebut dikarenakan melekatnya belt disekeliling pulley yang diputar oleh motor.
  4. Struktur.
    Kontruksi baja yang menyangga seluruh part conveyor system.
  5. Belt support system.
    Fungsinya untuk mensupport ketika belt conveyor sedang membawa material maupun berputar balik.
  6. Transfer system.
    Merupakan tempat pemuat dan pengeluarann material. Biasanya terjadi perpindahan material dari line conveyor satu ke line lainnya atau dari line conveyor masuk ke kapal.

Bagian lain dari setiap conveyor merupakan tambahan equipment yang dipasang untuk meningkatkan performa pengoperasian sistem conveyor. Bagian tersebut termasuk komponen seperti take-up pulley, belt cleaner, tramp-iron detector, skirtboards beserta seal, plows, safety switches, dust suppression dan dust collector, serta weather protection.

Conveyor yang sering digunakan di tambang maupun pembangkitan energi biasanya menggunakan belt berjenis rubber. Conveyor system biasanya memiliki banyak transfer system tergantung panjang dari sistem tersebut. Transfer system biasa juga disebut sebagai head.

Baca Juga  Sistem Conveyor

Belt pada conveyor disupport troughing/ carrying iddler. Troughing roller membuat bentuk belt pada conveyor seperti huruf U. Dengan belt yang sengaja dibentuk seperti huruf U diharapkan dapat meningkatkan material yang dimuat diatas conveyor.

Pada bagian bawah conveyor, dimana belt berputar balik menuju loading point, belt tersebut disupport komponen return idlers. Semua komponen yang berputar di pasang permanen pada frame. Frame yang sudah terpasang disupport dengan steel structure yang biasa disebut stringer.

Pada beberapa aplikasi conveyor system, seperti underground atau overland conveyor, semua komponen yang berputar dimounting di tali kawat yang sudah digantung.

Kebanyakan drive motor conveyor letaknya pada saat belt berputar balik/ head pulley. Motor bisa saja diletakkan di setiap titik conveyor. Namun aplikasi tersebut hanya dilakukan khusus untuk conveyor system yang sangat panjang atau memiliki beban yang besar.

Tension device atau biasa disebut take up, dipasang untuk memastikan belt yang dipakai tetap ketat terhadap drive pulley. Hal ini agar ketegangan yang dibutuhkan belt saat bergerak dapat selalu dipertahankan. Banyak tension device yang dipakai mengacu pada gaya gravitasi, yang mana menggunakan counter weight/ penyeimbang untuk meyiptakan tegangan pada belt. Counter weight sering dipasang dekat dengan drive pulley di sisi balik belt. Pada sisi balik belt terdapat bend pulley. Bend pulley dipakai untuk mengarahkan belt ke arah take up pulley, yang mana terpasang counterweight.

Tipe lain dari pulley adalah snub pulley. Pulley tersebut biasanya ditempatkan dekat dengan head pulley (biasanya setelah head langsung snub pulley). Snub terletak pada sisi balik putaran belt. Snub dipasang berdekatan untuk meningkatkan kontak antara belt dan pulley.

Baca Juga  Sistem Conveyor

Transfer point dimana material dipandahkan dari satu line ke line lain. Transfer point bisa juga berupa loading zone atau discharge. Pada kasus tertentu, 1 transfer point bisa berisi zona loading dan discharge.